
Latar Belakang
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung baru-baru ini meresmikan renovasi gereja hki tanjung priok, Jakarta Utara. Acara ini tidak hanya menjadi momen peresmian biasa, tetapi juga menjadi platform bagi Pramono untuk mengiterasikan komitmennya sebagai pemimpin yang melayani semua agama di Ibukota.
Komitmen untuk Kebhinekaan
“Pramono Resmikan Gereja di Jakut: Tak Boleh Lagi Pembangunan Rumah Ibadah Ditahan,” adalah tagline yang mewakili sikap tegas Gubernur DKI terhadap isu perizinan rumah ibadah. Dalam pidatonya, Pramono menegaskan, “Saya menjadi gubernur untuk semua agama di Jakarta. Tempat-tempat seperti ini harus diperjuangkan dan diperlakukan secara adil.” Ucapan tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin yang mayoritas adalah anggota gereja dan tokoh agama.
Dampak Sosial dan Politik
Peresmian gereja ini tidak hanya menjadi simbol kebhinekaan, tetapi juga menandai langkah proaktif Pemerintah DKI dalam mempercepat proses perizinan rumah ibadah di Jakarta. Sejumlah tokoh agama menyambut baik langkah Pramono, mengharapkan ini menjadi langkah awal untuk memperbaiki sistem perizinan yang sering dipercayai lambat dan berbelit-belit.
Penutup
Dengan peresmian gereja HKI Tanjung Priok, Pramono menegaskan komitmennya untuk membangun Jakarta yang lebih adil dan toleran. Apakah langkah ini akan mendorong perubahan signifikan dalam sistem perizinan, hanya waktu yang akan memberikan jawaban. Namun, satu hal yang pasti: komitmen Pramono untuk semua agama di Jakarta telah terpatri dengan kuat melalui momen ini.











