
Kebijakan Genset untuk Aceh: Langkah Penolong atau Langkah Awal?
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan pengiriman 1.000 unit genset ke Provinsi Aceh, namun fenomena ini mengekspos realitas yang lebih dalam. Meski bantuan tersebut diberikan, data terbaru menunjukkan bahwa hingga saat ini, sekitar 35 ribu rumah di Aceh masih kehilangan akses listrik. Angka ini menjadi sorotan, mengingat dampaknya yang merujuk pada kualitas hidup masyarakat setempat.
Latar Belakang: Peran PLN dalam Menentukan Data
Dalam rapat yang melibatkan timnya dan PLN, Bahlil mengklaim bahwa informasi detil mengenai desa dan rumah tangga mana yang belum teraliri listrik, sepenuhnya menjadi kewenangan PLN. “Ada sekitar 35 ribu rumah yang belum teraliri listrik sampai sekarang,” ujar Bahlil saat acara pengiriman bantuan di Baseops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (27/12/2025). Ini menunjukkan bahwa peran PLN dalam menyusun data menjadi kunci dalam upaya peningkatan akses listrik di Aceh.
Dampak Sosial dan Politik: Menuju Solusi yang Lebih Berkelanjutan
Pengiriman 1.000 unit genset ini, meski bermanfaat, mungkin hanya menjadi langkah sementara. Dengan 35 ribu rumah yang masih kehilangan akses listrik, tantangan nyata dalam merealisasikan elektrifikasi menyeluruh di Aceh terlihat jelas. Pertanyaan yang muncul adalah: apakah ini langkah awal menuju solusi yang lebih berkelanjutan, ataukah hanya langkah cepat yang tidak mampu mengatasi masalah jangka panjang?
Penutup: Mencari Jalan keluar yang Lebih Ampuh
Dengan angka yang mengejutkan tersebut, komitmen pemerintah dan PLN menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Masyarakat Aceh, yang sudah lama menanggung beban kehilangan akses listrik, membutuhkan langkah-langkah yang lebih strategis dan terencana untuk memastikan bahwa semua rumah dapat teraliri listrik dalam waktu dekat.











